Oleh: sugiarto | 9 Agustus 2010

gumun yahudi…

Sebelum heboh kasus Ariel Peterporn kemarin ini,kita dihebohkan dengan pemberitaan tentang kekejian Israel yang menyerang kapal bantuan kemanusiaan untuk Palestina(baca=Gaza),Navi Mavara.Beragam reaksi muncul dari seantero dunia.Bukan beragam,sih..rata2 reaksinya menghujat tindakan tak berperikemanusiaan itu.Terlebih dari negara2 Islam.Pun dari Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim.Berbagai ormas Islam,mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat berunjuk rasa mengutuk tindakan Israel itu.Bahkan ada yang lebih ekstrem,ada unjuk rasa mahasiswa yang nekat menutup dan menyegel perusahaan yang berbau2 Israel(baca=Yahudi),KFC.Teriakan teriakan,”ganyang Israel!!”..”Boikot Yahudi!!!”menggema di mana2 dari seluruh penjuru negeri.Tak ketinggalan di forum2,millis,apalagi di jejaring sosial macam fesbuk dan tweeter.Ajakan boikot Yahudi ini begitu gencar menggema.Juga umpatan,makian juga hujatan terhadap Yahudi.Bahkan ada ajakan boikot produk2 perusahaan Yahudi,lengkap dengan list berikut logonya.Coca cola,Kraft,Pizza Hut,KFC,Mc Donalds dan seabreg lagi.
Ajakan dan seruan boikot inilah yang bikin saya agak mengernyitkan dahi.Caranya piye? Kita ga jajan di KFC,Mc Donald,ga minum Coca cola,ga pakai Sunsilk,Lifebuoy,ga pake komputer,ga pake email,ga pake fesbuk? Duh…Berat amat,ya..? Bagaimana mungkin kita menyerukan jangan pake fesbuk,tapi media yang dipake justru fesbuk itu sendiri? Sama aja kita berkata pada anak2,”jangan makan permen,nanti gigi kamu rusak!”….tapi sambil ngemut permen.Duh…
Dalam bukunya Mind Set!,John Naisbitt memisahkan antara wilayah geopolitik dengan domain ekonomi.Maksudnya,domain negara dengan domain ekonomi adalah dua hal yang berbeda.Negara adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas2 tertentu sesuai kesepakatan dengan negara tetangganya.Di dalam wilayah yang terbatasi itulah suatu negara berdiri,menaungi seluruh produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan2 yang beroperasi di dalamnya sehingga bisa menghitung seberapa besar PDB(dalam hal ini kita hanya mendefinisikan negara dalam konteks ekonomi).Dalam menghitung PDB,negara hanya menghitung keseluruhan produksi barang dan jasa yang dihasilkan di dalamnya,tanpa merinci perusahaan asing atau lokal.Pokoknya yang beroperasi di wilayahnya.Sedangkan domain ekonomi tidak mengenal batas demarkasi.Dia bisa beroperasi di mana saja,sepanjang secara ekonomis menguntungkan.Misalnya,Hyundai bisa saja perusahaan Korea,tetapi dia memproduksi mobil di Thailand dan menjual mobilnya di Eropa.Medco Energi,adalah perusahaan tambang milik pengusaha Indonesia,tapi mengeksplorasi minyaknya di Timur Tengah.
Demikian juga Coca cola.Perusahaan Amerika(baca Yahudi),tetapi pabriknya di Cibitung,dan menjual minumannya ke seantero Indonesia.Mari berandai2…Misalnya,hari ini semua pabrik Coca cola kita tutup.Jegleg!!Kira2 apa yang terjadi?Besok pagi,tiba2 ada ribuan karyawan pabrik itu menjadi pengangguran.Sopir2 yang biasa mendistribusikan minuman itu menganggur tiba2.Staf di kantor,mulai ofice boy,satpam,tukang ketik/clerk/karyawan gudang,sekretaris…semuanya menganggur!!Kalau kita anggap satu karyawan menghidupi satu orang(misalnya istrinya,kita anggap semuanya belum punya anak)berarti angka yang sudah ribuan tadi jadi berlipat dua kali.Itu baru seputar pabrik dan kantornya.Belum kita hitung multiplyer efeknya.Restoran penjualnya,pedagang kaki lima,pedagang asongan yang di lampu merah,warung2 kelontong,kuli panggul di pasar…Dan ingat,kita baru membicarakan Coca cola.Belum lagi,Danone,Kraft,Unilever….duh!!
Akhirnya kita akan berdalih,itulah bentuk penjajahan baru!!!!Penjajahan ekonomi!!!!Hayo,kita lepaskan diri daripenjajahan ekonomi!!!Penjajahan gaya baru yang dilakukan kaum Yahudi!!!!Caranya????Pokonya kita harus usir penjajah!!!!!Caranya???…..Duh..(sambil ngurut dada).Berorasi,berteriak2 sampai serak,mengemukakan pendapat di depan umum,tentu boleh2 saja.Menghujat,mencaci,mencerca lewat media sosial networking tentu juga sah sah sja.Tetapi tentu akan lebih elok kalau hujatan,makian dan cercaan itu disertai solusi yang masuk akal.Paling tidak yang bisa dipahami akal sehat orang banyak.Tidak asal menghujat,tidak asal teriak karena takut ga gaul karena yang lain melakukan hal sama.Takut dianggap tidak solider dengan umat Islam lain yang teraniaya.
Mari sejenak kita melihatnya dengan perspektif lain.Tindakan Israel terhadap Palestina adalah tindakan tidak berperikemanusiaan,yang bisa kita pandang sebagai kejahatan kemanusiaan.Tanpa melihat agama yang dianut keduanya,semua agama pasti akan mengutuk tindakan itu.Itu yang pertama.Kedua,soal perusahaan dan produk perusahaan “Yahudi”.Saya mendukung ide boikot perusahaan Yahudi.Saya juga mendukung ide lepaskan Indonesia dari penjajahan ekonomi.Tapi dengan jalan lain.Mari kita kembali berandai2.Seandainya sistem pendidikan nasional kita ini lebih mendorong siswa dan mahasiswanya dalam mendorong potensi di dalam dirinya keluar dan bukan hanya menghargai kemampuan akademis.Hingga melahirkan pemikiran2 kreatif dan melahirkan pola pikir untuk memerdekakan dirinya dan bukan menjadi pelamar kerja di perusahaan2 “Yahudi” ketika lulus.Alangkah tidak pantesnya,ketika mahasiswa mengutuk,menyegel bahkan melempari kantor perusahaan Yahudi,tapi ketika lulus kuliah datang mengetok pintu perusahaan yang sama untuk “meminta” pekerjaan!
Jiwa wirausaha dan enterpreneurship bisa diasah selagi masih kuliah.Karena di masa itu belum ada tanggung jawab menghidupi keluarga,kesempatan untuk berbuat salah dan belajar dari kesalahan jadi terbuka lebar.Tidak usah muluk2 pengen seperti Bill Gates atau Dell.Indonesia punya teladan bagus yang layak dicontoh para mahasiswa.Chairul Tanjung,bos Transcorp,mulai belajar berbisnis sejak mahasiswa.Dan kini,di usianya yang ke-45 sudah menjadi konglomerat ternama di Indonesia.Demikian pula Purdi E Chandra,bos Primagama.Dan masih banyak lagi yang lain mungkin.Untuk menjadi “mahasiswa gaul” tidak berarti harus sama dengan yang lain,kan…Yang punya solider berlebih seperti yang terjadi di UIN Makassar,tawuran antar fakultas hingga memakan korban meninggal.Atau yang terlalu sibuk demo sana,demo sini sampai2 jadi mahasiswa abadi?
Berdemonstrasi tentu boleh2 saja asal sesuai aturan.Kebebasan yang besar,selalu berbanding lurus dengan tanggung jawab yang besar pula.Mencerca dan mencaci juga boleh,asal tidak merugikan pihak lain.Bisa ga,ya?Berorasi juga boleh,tapi siapkan argumen yang solutif.Jangan asal beda.Jangan asal waton sulaya.Coba kalau dalam sepuluh taun ke depan terlahir sarjana2 yang berfikir untuk menciptakan lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri sebesar 60% saja(tidak perlu 100%),niscaya belenggu penjajahan ekonomi dan ketergantungan kita kepada perusahaan Yahudi bisa diminimalisir.Angka pengangguran bisa dikurangi.Yang berarti angka kemiskinan bisa pula ditekan.Tulisan ini hanyalah pendapat saya pribadi dan tidak mengatasnamakan komunitas tertentu.Karena pendapat pribadi,tentu semuanya masih terbuka untuk diperdebatkan.Dan karena ada perbedaan pendapat itulah kita bisa saling belajar.Jadi marilah kita saling belajar.Salam hangat dari Cikarang.(19/06/2010).


Tinggalkan komentar

Kategori