Oleh: sugiarto | 9 Agustus 2010

telephone terakhirmu..

Sahabatku,..
Sebetulnya aku tahu bahwa yang kulakukan ini sia sia.Mengirim email pada orang yang tidak akan pernah membuka emailnya.Jangankan membuka,merasa punya akun emailpun tidak.Aku tidak habis mengerti,kenapa tidak kamu katakan saja dari awal tentang keluargamu.Sehingga aku tidak merasa heran waktu kamu bilang kamu tidak silau dengan dunia yang aku maksud,sedang dunia yang kumaksudpun belum pula aku jelaskan padamu..Dunia maya,kali,katamu..Sebetulnya apa yang kamu maksud dunia maya itu?Sedang maksudku,dunia baru..dunia yang penuh keindahan,di mana kita semua menjadi teman yang terhimpun dalam suatu networking/jaringan,yang selalu terhubung/conected sehingga kita semua bisa saling berbagi/share..The world is never so beatiful like this before,dan lihatlah lima tahun dari sekarang kata kata networking,stay conected and share ini akan menjadi kata paling sakti di dunia ini..kataku waktu itu.
Sahabatku,…
Bahkan setelah aku buatkan akun facebook,yang membuat kita semakin mudah terhubungpun,kamu tetap tak bergeming,aku tidak mau pakai,katamu..Kamu bener bener menolaknya.Saat itu meski curiga,aku masih juga belum paham ada apa dengan dirimu.Mungkinkah teman masa kecilku ini,penganut Islam fanatik yang anti dengan perkembangan teknologi yang berbau barat?Kalau melihat penampilannya waktu terakhir ketemu pas mudik lebaran,rasanya tidak mungkin..kamu biasa biasa saja.Bahkan pakai kerudungpun tidak.Mungkinkah karena kamu gaptek dan malu ketahuan teman teman kamu kalau kamu gaptek?Dengan modal pendidikan yang kamu punya,hal itu mustahil.Atau karena di rumah tidak ada komputer,atau misalnya ada tetapi tidak bisa terhubung dengan internet karena tidak ada telepon?Kan bisa pakai wireless modem.Atau kamu tidak kuat bayar abonemennya yang Rp150 ribu sebulan,tetapi malu mengakuinya?Malah lebih aneh lagi..Aku cukup smsan aja,katamu..Bisa ketemu dan ngobrol sama kamu lagi aja aku sudah cukup happy,kok,katamu..Sesimple itukah kebahagiaan yang kamu minta..Sampai di sini,aku semakin merasa,kamu tidak seperti dirimu yang aku kenal 20 tahun lalu..Tetapi aku masih juga belum mempedulikannya.
Sahabatku,..
Pada waktu kamu bilang bahwa kamu minder ngadepin aku..aku juga jadi bingung dibuatnya.Dari dulu hingga setua ini,akulah yang selalu minder menghadapi kamu.Bahkan kalau dulu aku punya cukup rasa percaya diri saja,mungkin cerita hidup kita akan lain,kataku.Tapi okelah tidak perlu dibahas,bikin hati tambah sakit saja..katamu.Hingga akhirnya kamu tetap saja menangis sewaktu naik bis,dan duduk di bangku tempat kita terakhir kali ketemu 20 tahun lalu..dan memutuskan untuk menangis sendiri dan menghentikan sms sementara.
Sahabatku,…
Tahukah kamu,bahwa selama 20 tahun ini aku masih selalu ingin tahu keberadaan kamu?Ingin tahu keadaan kamu,bekerja di mana,punya anak berapa,sudah setua apa..Bukan berarti ingin menyambung kisah jaman dulu,bu..Yang terakhir itu sama sekali tidak terlintas,karena kita semua punya kehidupan masing masing.Aku sudah memiliki istri yang sangat mencintaiku,putri kecil yang cantik,dan kehidupan sosial ekonomi yang cukup untukku.Aku hanya ingin tahu keadaanmu saat ini.Dan acara mudik lebaran,menurutku moment yang layak untuk menjalin silaturahmi.Makanya aku beranikan diriku mampir ke rumah orang tuamu beserta anak dan istriku.Maksudku untuk menjaga hal hal yang tidak diinginkan.Dan akhirnya…semua mencair kan?Suatu hal yang sangat indah dalam pandanganku saat itu..Kita bisa menjalin silaturahmi,untuk menyambung persahabatan yang telah terputus selama 20 tahun.Adakah yang lebih indah dari itu?Tell me..
Sahabatku,..
Hingga pada akhirnya seminggu kemudian kamu mulai kirim sms dan menanyakan kabarku,hatiku semakin bahaga.Ternyata kita masih bisa bercanda,mengolok olok masa lalu tanpa beban,menceritakan perasaan masa lalu tanpa malu,untuk apa malu,toh kita sudah tua ini kan?Yang telah berlalu kita tidak akan jalani lagi..
Keesokan harinya kamu sms lagi,bercanda lagi dan berbunga bunga lagi.Sumpah,bu,aku merasa seperti anak SMP yang baru puber,menunggu nunggu jawabanmu,ada deg degannya,bernyanyi nyanyi..masyaallah..bahkan anakku yang belum genap lima tahunpun heran karena ayahnya minta diajarin lagunya Luna Maya..suara..dengarkanlah aku…
Sungguh dua hari yang sangat indah dalam hidupku,mungkin juga hidupmu..
Hingga pagi itu kamu sms dan mengatakan selamat tinggal…apa maksudmu..sudahlah kita ini orang dewasa,kalau aku ada salah aku minta maaf,tapi jangan begitu,..marilah kita memandang masa lalu sebagai sesuatu yang lucu,kataku.Justru itulah Tok,masa lalu membuatku menangis,aku akan kehilangan kamu lagi..katamu.Aku nggak bisa dapetin kamu selamanya ngga akan bisa..karena sekarang aku harus nglepasin kamu lagi..Mau tau kenapa?Aku semalam ketiduran dengan memeluk hp dan sekarang aku dalam masalah..Aku..Sms kamu terhenti di situ..Dan sebelum aku sempat berfikir,mungkinkah kamu bercanda,hpku berbunyi.Kamu yang menelepon…Kudengar kamu terisak isak di ujung telepon.Sambil berusaha menjelaskan apa yang terjadi..Tok, aku cuma pengin dengar suaramu yang terakhir…Ambil nafas dulu,ambil nafas dalam dalam…kataku.Dengan terbata bata,kamu menjelaskan bahwa semalam kamu ketiduran dan lupa menghapus sms.Dari kemarin suamimu sudah curiga karena tingkahmu yang seperti anak puber,dan karena memang dia orangnya overprotektif,melihat sms sms itu,beranglah dia..Tadi pagi aku bertengkar hebat dengan suamiku,sampai aku berlutut di kakinya untuk meyakinkannya bahwa yang kita lakukan ini hanya untuk lucu lucuan dan tidak bermaksud apa apa.Toh kita sudah sama sama punya kelurga..Tetapi suamiku tidak mau tau..katamu.Aku tidak bisa berkata apa apa,tahukah kamu,bu,hatiku terasa nyeri luar biasa mendengar isakan tangismu seperti itu?Bibirku terasa seperti dikunci..Akupun merasakan hal yang sama kan,seperti anak puber,hanya saja istriku lebih mengerti..Karena istriku percaya padaku sepenuhnya,bahwa aku suami yang bisa dipercaya,seperti halnya aku mempercayainya.Begitu sulitnyakah menjalin hubungan suami istri yang saling percaya setelah hidup bersama hampir 10 tahun lamanya?Itu yang belum bisa kupahami dari keluarga yang kamu bina,bahkan sampai saat ini.
Sahabatku,..
Seharian ini,setiap kali hpku berbunyi,jantungku berdetak keras,aku berharap itu darimu.Aku hanya ingin memastikan keadaan kamu baik baik saja,dan kita bisa melanjutkan hidup kita kembali..Tidak apa kalau memang kita tidak akan berhubungan lagi,baik telepon atau sms,but tell me bahwa kamu baik baik saja.Hanya itu yang kuminta.Aku berharap,suatu hari kamu nekat nyolong waktu ke wartel dan kamu mau membuka email yang aku kirimkan ini.Dan setelahnya, kamu kasih aku kabar bahwa keadaanmu baik baik saja.Keluarga kamu tetap utuh,karena dengan kabar itu saja sudah cukup untuk mengobati rasa bersalahku.Aku sangat mengharapkan itu,bu…karena kalau tidak,bagaimana aku menanggung perasaan bersalah ini sepanjang hidupku?
Akhirnya tolong sampaikan salam dan permohonan maafku yang sebesar besarnya kepada suami dan anak anakmu..karena kejadian ini..

Cikarang,06 October 2009

Temanmu

Sugiarto


Tanggapan

  1. maksute???
    opo menurut Allah aku iki yo durung siap ngopeni bojo ngono opo piye?

  2. whaduh…ha..ha..Allah hanya memberikan yang kita butuhkan,dan yang kita butuhkan seringkali bukanlah yang kita minta.setelah semua berlalu,barulah kita menyadari betapa sayangnya Allah sama kita,..haddahhh,gayane kaya ngerti2o..

  3. Maksudku tentang “liku2” hidup hehehe seumpama dulu Om T2 menikah sama itu dll dll dll pasti ceritanya berbeda kan hehe

  4. Jika saja manusia mempunyai mata seperti satelit, bisa melihat kapanpun dan dari mana pun (apalagi kalau punya mata dewa hahaha) pasti tak kan pernah ada salah faham dan penyesalan, dan jika ada mesin pemutar waktu seperti di film Harry Potter hm….
    (ngayal dulu ach…)

    • pernah lihat nonton film “so close”,ga….ya seperti itulah mata dewa generasi mendatang.dengan menggunakan software “panorama”kita bisa melihat apapun,dimanapun sepanjang di tempat itu terpasang cctv…
      atau dalam 10-20 taun lagi setelah pengembangan google earth mencapai finalnya….ha,ha,ha..nothing impossible!!


Tinggalkan Balasan ke Ayang Ayangku Batalkan balasan

Kategori